KENAPA AKU PUASA SOSIAL MEDIA?
Sharing kali ini, aku akan mengungkapkan alasan aku kenapa aku berpuasa media sosial .Enjoy
semua hal itu pasti ada positif dan negatif. Kita tidak bisa mengatakan bahwa sosial media itu, nggak ada manfaatnya, nggak ada gunanya, nggak penting, dsb. Sosial media punya dampak positif, yaitu kita bisa still connected sama teman teman kita. Namun punya berbagai dampak negatif lainnya, diantaranya:
1. Sangat membuang waktu.
Kita berjam jam, menghabiskan waktu hanya untuk melihat hal hal yang kurang berguna, video video lucu yang terkadang mungkin menjelekkan orang lain. Dan terkadang kita tahu itu tidak baik dan salah, tetapi karena sudah candu, maka semuanya dihiraukan. lalai akan kewajiban, mengikuti arus fatamorgana dunia maya, yang tak ada habisnya. Membuat kita lupa akan kewajiban dan berlarut pada alam candu yang membuang waktu.
2. MENGURANGI ESENSI REALITA.
Semuanya harus dipajang dan tersedia di sosial media, kita lebih memilih mengabadikan,
daripada terjun langsung merasakan, saat berada di lapangan kejadian. Mengurangi dasar realitas kehidupan, bertemu dan kumpul dengan teman teman, serasa berada di hutan belantara. Semua diam, tetapi semuanya bergerak. Diam menghadap ponsel, otak yang bekerja mencerna berbagai informasi.
Saat bersosial media hanya terpajang versi terbaik dari apapun itu, tetapi tidak dengan keburukan,dan tidak mungkin keburukan
Kenapa mengurangi esensi realita? Karena semua orang bahagia dan kita tidak melarang mengabadikan semua momen itu, tetapi ingat ini bukan sekadar hidup, tetapi ini kehidupan. Di mana ada saat bersedih, terharu, dsb. Kenapa kita tidak memposting hal itu, karena kita tahu sosial media adalah tempat hidupnya kebahagiaan, bukan kehidupan realita yang bertuan.
3. MENCIPTAKAN STIGMA NEGATIF
Mungkin saat melihat perbedaan pola postingan teman, melihat orang menjelek-jelekkan orang lain, sebenarnya membuat diri kita membentuk suatu stigma negatif. Karena informasi buruk kita masukkan,maka membuat pikiran kita bisa menjadi buruk terhadap segala aspek. Kita terlalu sering berprasangka buruk kepada orang lain. Karena kita sering memasukkan hal negatif ke diri kita. Misalkan kita melihat orang lain melakukan amal, lalu kita mengatakan untuk apa sih? Riya? dsb. Padahal kita pribadi tidak tahu apa yang ada di hati orang itu, kita tidak tahu niatnya, bisa jadi niatnya adalah untuk syiar kebaikan. Tidak bisa kita mengecap sebegitu mudahnya dengan hanya mengikuti tolak ukur kebiasaan orang lain yang punya bad influence ke kita. Maka dari itu perhatikan yang kamu follow
At the end of the story, semua itu balik lagi. Kita memiliki kendali terhadap diri kita, bersosial media itu seperlunya. Ingat tujuan utamanya adalah untuk tetap berkoneksi, bukan untuk menyengajakan diri membuang waktu dan merugi.
Komentar
Posting Komentar