PELAJARAN DARI SAFAR
Safar, traveling, apapun termnya. Saat Safar orientasi pemikiran orang pun berbeda. Mungkin ada yang berpikir membayangkan nuansa liburan, spot foto yang hype, atau pantai, gunung, museum, dll.
Saat usiaku beranjak, saat umurku bergerak, saat usiaku meningkat semarak. Yang terurai di benakmu adalah menggaungkan keagungan ciptaanNya
Terpaku, tersipu,dalam linimasa kolega makhlukNya. Heran akan ilmuNya, takjub akan pengetahuanNya. Begitu kompleks keteraturan akan peraturan yang Ia ciptakan, dalam quantum detik kelajuan kendaraan di jalanan.
Dalam setiap tasbih pohon yang kita tak mampu diinderai, dengan fiat malaikat yang bertasmid. Dengan segala tugas alam ghaib yang tak bisa kita dustai.
Sungguh nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustakan? Tak ada yang lebih nikmat dibanding mentadaburi ciptaanNya, dengan lose yang telah ia karuniakan
Metafora langit, personifikasi bumi, simile alam, bentuk ciptaaNya yang Agung, enggankah lidah berucap MashaAllah, lelah kah mengucap alhamdulillah, rugikah mengucap Subhanallah?
Amalan pun tak seberapa, pantas saja tak masuk surga dengan amalan, melainkan rahmatNya.
Rugi saja perjalanan, dengan hanya menunggu sampai. Percuma saja traveling, dengan hanya menelusuri spot foto terbaik.Sia sia saja safar , dengan hanya berkata "widih.. Keren"
Amalan kurang , keikhlasan dipertanyakan,
beribadah penuh kepercayaan tapi belum tentu ter maksimalkan. Maka dari itu setiap perjalanan kita, marilah kita senantiasa berjalan dengan mencari rahmat serta keridhaan Nya.
Bukan semata mata dunia, bukan hanya soal urusan pribadi, bukan hanya kepuasan rohani. Mari kita telusuri lagi sudah maksimal kah kita dalam berniat, sudah termanfaat kan kah waktu? Sudah benarkah segala sesuatu? Niat berada di qalbu mu, dan inilah pembeda segala sesuatu. Mau kau jadikan safar mu pemuas nafsu, atau untuk mentadaburi sisi lain dari belahan bumi Rabbmu
🥰
BalasHapus