ISTIQAMAH DI ZAMAN FITNAH

 Zaman sekarang, halal haram hantam, tak mengenal ajaran ilahi, tak ingin tahu batasan agama. Acap kali seorang ustaz atau ustazah dikatakan tidak open minded. Katanya yang paham agama, tak mampu bersaing di dunia elit ini. 

 Yang haram dihalalkan begitu pula yang halal diharamkan. Tak henti pula mencela ajaran, serta tak luput selalu menuhankan diri.

 Hawa nafsu yang membimbing menjadi membumbung pada segala segmentasi kehidupan. Materialistis jadi paham ideologi yang wajib kita ikuti.

 Namun tak begitu seharusnya muslim berperilaku, bukan pada hawa nafsu dia terpaku. Hawa nafsu yang membuat dia tak lebih indah dari sekadar seekor binatang ternak
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِّنَ ٱلْجِنِّ وَٱلْإِنسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَّا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ ءَاذَانٌ لَّا يَسْمَعُونَ بِهَآ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَٱلْأَنْعَٰمِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْغَٰفِلُونَ

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai

 Parahkan? , sampai sampai karena begitu bersemarak kita berkelana di dunia ini hingga derajat manusia yang Allah sudah tinggikan, Allah izinkan terendahkan kembali hingga lebih buruk dari segerombolan ternak. 

 Coba identifikasi lagi diri kita, apakah kita lebih buruk dari binatang ternak atau tidak? Ngikutin hawa nafsu melulu atau tidak? 
Contohnya saat ujian, kita mencontek nggak?. Hanya karena secercah nilai, kamu mendustai keberadaan Tuhan? Na'udzubillah. Mungkin memang pengawas lengah akan tak tik mu, tapi Allah tak tertipu dengan tutorial nilai curang yang klise dan tidak kreatif mu itu. 

 Pernah nggak dengar sebuah adagium bahwa "mencontek itu seru, melatih kecekatanan diri dalam berstrategi. Mempererat tali pertemanan dan melatih solidaritas perkawanan" Alah.. Itu mah alasan doang.Mau masuk neraka rame rame? Yah silakan. 

 Mana ada sesuatu yang baik didapatkan dengan jalan buruk? Tak jarang pula karena ikut ikutan teman orang yang sebenarnya tahu, pura pura membodohkan diri, biar keberadaannya dianggap ada oleh sirkumnya. Basi tuh.. Kalau kita sayang sama teman, kenapa kita membiarkannya masuk dalam lingkaran setan hawa nafsu pengais nilai

 Bukankah begitu jahat kita pada seorang yang kita sayangi, dengan membiarkan dia terjerumus pada suatu yang diharamkan? Jangan jadi budak dunia dong, jadi abdi Tuhan. 

 Jadikan diri dicintai oleh Allah, dan layak dibanggakan oleh rasulnya di hari kiamat. Waduh, berat bet pembahasan ini. 

 Nggak kok, agama tak membuat mu menjadi kolot. Membuat pikiran mu terbatas. Karena agama akan membuat pikiran mu di luar batas. Mikirin sesuatu nggak cuma sampai alam ini doank, jauh, jauh lebih open minded pikirannya, nggak cuma gitu gitu doank. Dunia dunia dunia. 

 Jarang tuh yang namanya insecure, karena dia tahu fisik bukanlah tolak ukur penilaian seseorang, tapi ketakwaanlah yang menjadi patokan. 

 Jarang tuh dia iri kepada orang lain, karena ia tahu yang ditetapkan kepadanya adalah takdir yang Allah tuliskan kepadanya. Bukan, bukan saat ketika dia tidak berusaha dia berucap demikian. Namun saat segala usaha dikerahkannya sebaik mungkin, ia yakin Allah siapkan jauh lebih baik baginya atas balasannya. 

 Jarang tuh dia gelisah, cemas karena mikirin masa depan. Galau nggak jelas mikirin jodoh, apalagi sampai pacaran, na'udzubillah. Dia tahu ketetapan terbaik adalah berasal daripadaNya. 

 Istiqamah di zaman fitnah memang berat, maka berkumpulah dengan orang baik, wahai sahabat taat. Tidak untuk mengeksklusifkan diri, tapi memperkuat filter agar dapat insight yang baik pula. 

 Istiqamahkan diri, jangan jadi pengekor hawa nafsu. Taat pada syariat, kaji islam semuda mungkin. Tanamkan konsep pada diri harus perfectionist, minimalisir dosa tingkatkan pahala. 

 Jangan karena ada kata taubat, kita santuy bermaksiat. Karena kita akan mati sesuai dengan kebiasaan kita. Maka kita harus Istiqamah dalam lini kebaikan.
 Inspirasi judul : Ustaz Syafiq Riza Basalamah 
Source gambar: Google
 




Komentar

Postingan Populer