Contemplating from 214,3 miles Away

Hay gayz apa kabarnya? Sehat-sehat yah semuanya🥰. Udah lama banget nggak nulis nih.. Thank u yang udah pada nanyain wkwk.

Setelah berbagai macam hiruk pikuk duniawi yang gw hadapi tahun ini, gw pengen nulis refleksi gw tentang hidup ini. 

Pembelajaran ini semoga juga dapat membantu kawan kawan semua yah♥️. Yoksi dibaca.

1.Bersangka Baiklah kepada Rabb Pencipta mu.
 Betapa seringnya diri ini angkuh, seolah lebih tahu yang paling proporsional untuk diri ini?. Kita semua banyak keinginan dan seolah harus terpenuhi saat itu juga. Padahal kita lupa, mungkin sebenarnya keinginan itu tidaklah sama sekali kita perlukan. Padahal kita lupa, begitu banyak manfaat dari ketidakberhasilan yang nampak di depan mata.

 KETIDAKBERHASILAN itu menurut kacamata kita saja. Pikiran sedang kalut semrawut dan ketidakmampuan kita mengetahui rahasia dibalik tabir illahi yang membuat kita merasa kita gagal. Padahal tidak demikian nyatanya, bukan?.

Bersangka baiklah kepada Allah. Bila kamu tidak mau diri mu terluka, ketahuilah Allah lebih tidak ingin lagi. Rahmat-Nya mendahului murka-Nya. Bilamana kita sadar hal itu maka hal itu sungguh sangat cukup. 

2. Jangan Terlampau Banyak Mengeluh 
 Ingatkan diri mu untuk tak terlampau sering berkeluh kesah apalagi di hadapan makhluk. Bukan, bukan tak boleh bercerita. Namun tak semua orang mampu memahami perasaan tersebut.

Bercerita itu membutuhkan energi. Memang, terkadang penyelesaian bukanlah goals saat bercerita tetapi kelegaan setelah bercerita itulah yang teramat kita inginkan.

Namun menurutku mindset seperti ini kurang tepat juga. Masalah yang kita hadapi tentu ingin terselesaikan walaupun tak bisa saat itu juga. Maka dari itu berceritalah dengan orang yang juga bersedia memberikan jalan keluar.

 Jalan keluar yang dimaksud bukanlah penyelesaian masalah yang bersifat final tetapi alternatif pemikiran yang orang tersebut dapat beri ketika kamu sedang merasakan perasaan yang keliru. Bersyukurlah bila bertemu dengan orang yang demikian yah.

Nah sekarang coba kita renungkan perkataan indah dari Imam Hanafi  berikut yah..

3. Kendalikan yang Memang Menjadi Ranah Mu.
 Perihal hasil biarkan Allah yang menentukan. Optimalkan usaha kita. Bilamana tak sesuai ekspektasi tak mengapa sebab Allah memberikan penilaian terhadap proses. Banyak pembelajaran dari proses loh. Kita jadi lebih mampu menghargai keberhasilan orang lain. 

Terkadang kita sering terkesima dengan hasil padahal kita tak mengetahui rahasia dibalik layar orang tersebut. Berapa kali dia terbentur. Saat kita mengalami sendiri, kita pasti akan lebih mengerti taste nya.

Ranah hasil adalah ranah luar kendali. Mengapa? Sebab orang pun juga banyak yang mengharapkan hasil yang sama dengan kita bukan? Maka akan ada pihak yang tereliminasi dari keinginan tersebut. Banyak sekali faktor pendukung dari hasil yang kita harus mengakui keberadaannya. 

Suatu saat kita akan paham maksud semua hal yang pernah terjadi. Namun, pemahaman kita itupun hanya sebagian saja. Terkadang kita paham setelah mendapatkan sesuatu yang lain yang kita pikir lebih baik, tetapi kita lupa bahwa ada manusia lain yang mungkin pada saat yang sama memiliki cobaan yang terlebih dahulu memberatkan langkahnya sehingga dia mendapatkan apa yang kita inginkan sedangkan kita tidak. 

Kita harus paham hal itu, sebab hidup bukan hanya tentang kita. Belajarlah mengalah. Belajarlah untuk paham setiap direksi kehidupan sudah memiliki porsinya masing-masing. Belajarlah untuk menerima, sebab memang tak bisa diapa-apakan lagi. Sudah terjadi, alangkah baiknya untuk kembali menata hati.

Menata hati untuk meyakini setiap qada dan qadar-Nya merupakan suatu kepastian yang nyata. Dan apapun yang menimpa kita sudah mendapatkan izin dari Nya untuk terjadi


4.Jangan mati-matian untuk sesuatu yang tidak dibawa mati 
Gw ngerti banget rasa nggak enaknya gagal. I've been there. I gave 'all my life' for something but i didn't get it. It's not that easy anymore. I must start it again?. Like, why?. 

Namun gw refleksikan lagi cara berpikir gw. It's not true. Semua usaha gw bernilai. Untuk diri sendiri secara jangka panjang. At least i know, how to manage the dissapoitment. Mudah secara teori nya ketika prakteknya belum tentu. Jadi nikmatilah.

Ketika gw sedih terhadap hal yang luput dari gw. Rasa kecewa, kesal, tentulah membuncah di dada. Namun, satu hal yang menjadi prinsip gw. Hidup harus tetap berjalan. Suka tidak suka itulah hal yang sudah terjadi di depan mata kita. Dan pasti akan ada penyelesaiannya. Akan ada jalan keluarnya.

Bila kamu sekarang masih bisa membaca tulisan ini.
Bila kamu sekarang masih bisa bernapas.
Bila kamu sekarang masih bisa menangis.
Berbahagialah.. itu semua previlese yang sering kali kita lupakan. 

Banyak hal-hal yang kita tidak akan kita bawa mati tetapi kita bisa mati karenanya.
Namun, sekarang gw benar-benar mengamati bahwa.. Ouh nggak sehat banget untuk 'bounding' pada sesuatu yang sifatnya itu goyah. Salah satunya keinginan / cita-cita..

Kenapa? Cita-cita itu terkadang diasosiasikan dengan final results. Jadi terkadang bila kita tidak meraihnya seolah kita merasa gagal. Padahal sebenarnya esensi cita-cita itu menurut ku adalah purpose. Bilamana jalan yang harus dijalani tidaklah sesuai dengan yang diinginkan, bila purpose nya sama, seharusnya kita tidak perlu mempermasalahkan hal tersebut bukan?

Namun seringkali kita ngerasa un-worthy karena kita terus memberi makan ego kita sendiri. Dunia ini luas, kamu memerlukan orang lain untuk mewujudkan mimpi mu kan? Belajarlah untuk mengalah. Dan berusahalah juga untuk membantu orang lain mewujudkan mimpinya yah..

5. Menikmati Kebimbangan 
Saat sebelum masuk perkuliahan. Aku juga sempat merasakan tekanan yang cukup besar. Pertanyaan- pertanyaan pun juga memenuhi benakku. Is it the right path or not? Is it actually what i want?

Pertanyaan itu selalu muncul dan itu adalah perjuangan sepanjang masa. Kebimbangan juga tidak harus selalu segera untuk ditemukan jalan keluarnya. Untuk itu bersedialah untuk menunggu diri mu menemukan jawabannya.
 
Jadikan kebimbangan itu sebagai kesempatan hidup. Pahami bahwasanya kita butuh untuk tetap dan selalu bergerak sebagai manusia. Untuk menjaga stabilitas itu sungguh diperlukan kebimbangan. Kita harus tetap bimbang untuk hidup.

Alright gengs.. semoga kontemplasi gw bisa membawa manfaat bersama bagi kita ya. Semoga Allah meridhai kita..
See u next time. Baiii..🤗


Komentar

Postingan Populer